Finally,, blog kelompok kami rilis juga. . .(kaya album aja) ya walaupun dengan begitu banyaknya rintangan, hambatan, cobaan yang menghadang tapi kami mampu melaluinya(lebaaay..)akhirnya kami berhasil.. berhasil.. berhasil.. membuat blog ini.
sehubungan dengan blog ini milik bersama, maka kami akan sebutkan yang punya atau dedengkot blog ini:
Akbar (Koord) F1B006022
Maya Sri Rahayu F1B008004
Annisa Pramita Sari F1B008036
Triyana Rizky Indah F1B008059
Nena Andini F1B008086
Akhirnya, kami berharap semoga blog ini dapat berguna khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya, tak lupa kami juga berharap bagi anda untuk tidak hanya sekedar membaca dan melihatnya saja melainkan posting anda sungguh kami nantikan..
Wish You Find the Joy Here.......
22.09
/
Diposting oleh
We Are Evolution
/
komentar (1)
Nama Kelompok:Evolution
Ketua kelompok:Akbar ( F1B006022 )
Anggota Kelompok:Maya Sri Rahayu( F1B008004 )
Anisa Pramitasari( F1B008036 )
Triyana Riski I.( F1B008059 )
Nena Andhini S.( F1B008086 )
Motto:“if you want a get more, it means you have to do more”
Judul Bab:“Seeing is Believing atau Believing is Seeing”
CERITA KELOMPOK EVOLUTION
Saat ini kami sangat berbahagia, karena kami memiliki kelompok belajar yang baru, yaitu kelompok mata kuliah pengembangan organisasi. Kami sebelumnya tidak mengenal dekat satu sama lain, karena memang kelompok kami dipilih langsung oleh Bpk Ali Rokhman.
Tapi dengan adanya kelompok ini kami merasa bersyukur, karena kami diberi kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain, mungkin juga dengan anda-anda semua.
Kami juga kini memiliki tugas masing-masing di dalam mengemban tugas Pengembangan Organisasi yang diberikan oleh dosen kami.
Seiring waktu berjalan, banyak kisah dan kejadian yang telah kelompok kami alami, dapat dikatakan itu semua adalah suka duka kelompok kami dalam mengerjakan tugas-tugas mata kuliah pengembangan organisasi. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap meyelesaikan tugas ini dengan harapan semoga kelompok kami mampu menjadi yang terbaik.
Di dalam proses penggarapan tugas ini, masing-masing anggota di kelompok kami mempunyai pembagian tugas sendiri-sendiri, karena kami memegang prinsip bahwa pekerjaan akan semakin mudah dikerjakan dan cepat terselesaikan apabila di antara kami memiliki job desk masing-masing. Oleh karena itu, kerap kali kelompok kami melakukan rapat koordinasi dalam kurun satu minggu, di waktu itu kami menyempatkan setidaknya 1 s.d 2 kali rapat koordinasi untuk menyampaikan tugas kami dan mengetahui sejauh mana perkembangan tugas kami tersebut.
Dalam perjalanan kelompok pengembangan organisasi, banyak kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, seperti :
1.Pembentukan nama kelompok
Di dalam pembentukan nama kelompok dilakukan di dalam kelas ketika perkuliahan Pengembangan Organisasi sedang berlangsung. Pak Ali Rokhman memberikan waktu atau kesempatan kepada semua anak untuk membentuk dan merumuskan kelompok masing-masing, seperti pembentukan nama kelompok, penunjukan ketua kelompok, dan penentuan moto sebagai motivasi kelompok masing-masing dalam penyelesian tugas.
Kelompok kami sepakat menggunakan nama “Evolution” yang diketuai oleh Akbar. Sementara itu, motto “if you want a get more, it means you have to do more” yang akhirnya kami pilih dari beberapa usulan moto setiap anggota evolution sebagai motivasi kami dalam penyelesaian setiap tugas yang diberikan dalam Pengembangan Organisasi agar hasil yang kami capai maksimal.
Kendala :
Berbagai aspirasi dituangkan setiap anggota, sehingga kami harus benar-benar dapat memilih nama apa yang di anggap paling cocok untuk kelompok kami. Karena setiap anggota memberikan ide yang disertai dengan alasan yang kuat, yang menjadikan salah satu kesulitan kami dalam memilih pilihan terbaik dari yang baik.
2.Pembuatan blog kelompok
Blog kelompok dibuat oleh Akbar dan dipercantik oleh Anisa Pramitasari. Kemudian blog tersebut disampaikan kepada setiap anggota, sehingga mereka dapat mengetahui blok kelompok yang mana masing-masing anggota dapat membuka ( meng-upgrade, menjawab pertanyaan, memberikan komentar, memberi pertanyaan kepada blog kelompok yang lain, serta dapat menuangkan ide ke dalam blog kelompok ).
3.Pembagian tugas resume buku “CHANGE”
Pembagian tugas resume dilakukan oleh Nena Andhini dengan cara membagi materi resume Bab Seeing is Believing atau Believing is Seeing berdasarkan nomor urut nim. Dan proporsi banyaknya materi yang dibagikan dilakukan secara adil dan merata, sehingga mengurangi kecenderungan salah satu anggota meresume tugas lebih banyak dari anggota yang lain.
4.Penyatuan dan penyelesaian tugas resume
Penyatuan dan penyelesaian tugas resume dilakukan setelah semua anggota telah menyelesaikan dan mengumpulkan hasil resumenya masing-masing kepada ketua kelompok. Untuk selanjutnya tugas tersebut dilakukan oleh Akbar dan Nena Andhini. Yang kemudian hasil yang sudah fix tersebut kami postingkan ke dalam blog kelompok kami.
5.Pembagian tugas dalam memposting ke blog kelompok
Kegiatan posting dilakukan oleh seluruh anggota kelompok evolution. Kegiatan posting yang dimaksud di antaranya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain, memberikan pertanyaan kepada kelompok lain, dan termasuk di dalamnya memberikan komentar atau tanggapan baik untuk blog evolution maupun blog kelompok lain.
Kendala :
Ketika memposting hasil resume kelompok hasil postingan kerap kali menampilkan format yang tidak sesuai dengan aslinya, sehingga harus dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan hasil yang paling sesuai.
6.Print dan jilid hardcopy tugas resume
Tugas ini dilakukan oleh Triyana Riski Indah setelah softcopy tugas dipostingkan, hal tersebut dilakukan agar masing-masing anggota mempunyai dokumen berupa hardcopy tugas resume yang dipersiapkan untuk presentasi dan ujian.
7.Pembuatan power point presentasi tugas
Tugas ini dilakukan oleh Maya Sri Rahayu dan Anisa Pramitasari dengan mengacu pada hardcopy tugas yang telah dibagikan, yang mana juga disesuaikan dengan kesepakatan masing-masing anggota untuk menentukan bagian mana saja yang akan dipresentasikan.
Kendala :
Tugas ini memiliki kendala yang tersulit, karena setelah hasil powerpoint telah selesai, ternyata ada sebagian anggota kelompok yang kurang cocok dengan profil anggota yang ditampilkan dalam power point, dan hal itu memungkinkan terjadi kesalahpahaman antar anggota. Penyelesaiannya masing-masing anggota yang merasa kurang cocok dengan apa yang telah dihasilkan, harus menyampaikan alasan ketidakcocokannya dan juga memberikan solusi atau alternatif lain. Akan tetapi dengan adanya kejadian tersebut menjadikan kelompok kami lebih solid, kompak, dan setidaknya mengetahui karakter masing-masing.
8.Pembagian tugas untuk presentasi
Dlam presentasi yang akan dilakukan di perkuliahan Pengembangan Organisasi setiap anggota evolution memiliki tugas untuk menyajikan materi masing-masing sesuai dengan pembagian resume. Hal tersebut dilakukan agar setiap anggota berperan aktif daslam presentasi.
21.30
/
Diposting oleh
We Are Evolution
/
komentar (34)
“Seeing is believing” atau “believing is seeing”
Tugas Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Organisasi
Oleh:
AkbarF1B006022
Maya Sri RahayuF1B008004
Anisa PramitrasariF1B008036
Triyana Risky I.F1B008059
Nena Andhini S.F1B008086
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PURWOKERTO
2010
Seeing is believing atau believing is seeing
Believe yang berarti percaya dan seeing yang berarti melihat akan dijelaskan dalam bab ini, di mana ke dua kata tersebut akan memiliki makna yang berbeda bila susunannya di ubah, antara seeing is believing atau believing is seeing. Pada pilihan kalimat pertama seeing is believing memiliki arti melihat adalah percaya, sementara itu pada kalimat yang kedua believing is seeingberarti percaya adalah melihat. Kalimat ang pertama tidak begitu memiliki pengaruh besar bagi suatu perubahan, karena makna dari kalimat tersebut adalah seseorang baru akan percaya ketika ia telah melihat. Sementara kalimat kedua believing is seeing memiliki konsep perubahan yang sangat kuat, karena dari kalimat itu dapat diartikan percaya merupakan hal pertama, dengan percaya maka akan mampu melihat, konsep kedua itu yang akan dijelaskan secara rinci dalam penjelasan di bawah berikut.
Sebagai contohnya, begitu simple yaitu mengenai prinsip keimanan dalam beragama yang ternyata begitu mengakar kuat dalam konsep manajemen perubahan. Prinsip tersebut menekankan believe (percaya) untuk mampu melihat perubahan. “percaya saja maka Anda akan melihat”. Tuhan yang tak berwujud dan tak terlihat secara kasatmata akan tampak dan bisa dirasakan kehadiran-Nya kalau kita percaya. “believing is seeing” demikianlah perubahan, yang dalam banyak hal tidak mudah dibaca secara kasatamata. Sebagian orang melihat tetapi yang lain tidak, sedangkan yang melihat saja belum tentu bergerak kalau ia tidak percaya atas apa yang telah dilihatnya.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “percaya” memiliki peran utama dalam perubahan, terlebih bagi seorang pemimpin kepercayaan merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin. Tetapi untuk mendapatkan kepercayaan bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang bisa begitu saja percaya, dan sebagian lagi yang kritis yangbaru akan percaya kalau melihat bukti.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, manakah yang lebih penting: komitmen mengikuti keberhasilan perubahan atau komitmen yang mendorong keberhasilan perubahan. Maka jawabannya adalah komitmen yang mendorong keberhasilan. Kita semua bisa berhasil kalau semua orang komit. Komitmen mendorongkepercayaan dan semangat kerja. Tanpa ada komitmen mana ada pergerakan menuju perbaikan. Sebagai contoh lihatlah mereka orang-orang perantauan sukses dalam bisnis. Karena mereka mengatakan sukses diraih karena kerja keras, kejujurandan keuletan. Kerja keras, jujur dan ulet merupakan pelaksanaan dari komitmen.
Prinsip di atas tentu saja hanya berlaku dalam masyarakat altruistik, yaitu masyarakat dengan kerelaan berkorban yang besar, dengan nilai-nilai sosial (social capital) yang kuat. Orang berani berkorban karena percaya pada orang lain, bahwa merekapun rela berkorban.Persoalannya akan menjadi lain dalam masyarakat yang kulturistiknya bertolakbelakang dengan yang disebutkan di atas (altruistik). Masyarakat ini kita sebut cenderung selfish, yaitu masyarakat yang mengedepankan tuntutan diri/kelompoknya masing-masing. Masyarakat ini cenderung penuh kecurigaan dan selalu dibayangi rasa takut kehilangan. Dalam masyarakat yang demikian, sulit diperoleh komitmen secara cuma-cuma. Dengan kata lain masyarakat tipe ini membutuhkan reward di muka, berupa bukti-bukti yang dapat mereka lihat, sebelum memberikan komitmennya. Dalam masyarakat ini, perubahan lebih sulit dilakukan karena mereka baru mau berubah kalau ada bukti-bukti.Dengan demikian, kita melihat ada unsur komitmen yang melekatkan hubungan percaya dan melihat, dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Masyarakat Altruistik: PercayaMelihat
Masyarakat Umum
(Cenderung Selfish): MelihatPercaya
Bagaimana pun juga perubahan membutuhkan komitmen. Bagi pemimpin yang berada dalam masyarakat altruistik, komitmen dapat mudah diperoleh. Sebaliknya dalam masyarakat yang ikatan sosialnya melemah atau selfish, harus dimulai dari sebuah kelompok kecil yang saling percaya. Kelompok ini harus dapat menunjukan bukti-bukti kemajuan dan keberhasilan untuk memperoleh dukungan yang lebih besar. Bukti-bukti itu dinyatakn dalam bentuk pemberian kenikmatan-kenikmatan tambahan seperti bonus, fasilitas, keterangan kerja, pemulihan reputasi, dan imbalan non-material.
Mulailah dari Hal Kecil yang Memberikan Dampak Besar
Abdul Gani sewaktu menjadi CEO Garuda Indonesia, menemukan sesuatu yang luar biasa, yaitu ketepatan waktu. Baginya ketepatan waktu adalah sesuatu yang mudah dicapai denagn biaya yang murah. Dan orang-orang bisnis yang menjadi sasaran utama Garuda sangat mengutamakan waktu. Dan setelah berhasil mencegah perdarahan di tubuh Garuda ia segera membenahi ketepatan waktu. Caranya sangat sederhana yaitu dengan menentukan angka ketepatan waktu sekarang, menetapkan target setiap bulan, komunikasi, dan memberikan imbalan merata kepada detiap karyawan. Ketepatam waktu merupakan merupakn hasil kerja team. Hasilnya adalah angka ketepatan waktu Garuda menungkat dan berhasil memperoleh penghargaan internasional. Maka mulailah dengan hal-hal yang kecil tetapi menimbulkan dampak yang besar.
Dalam masyarakat pluralistik semakin dibutuhkan bukti-bukti yang dapat dilihat untuk menyajikanperubahan. Bahkan dalam masyarakat pluralistik sekalipun komitmen harus dapat dibangkitkan oleh orang-orang yang bisa memvisualkan perubahan yang terjadi sehingga mudah diterima. Karena manusia memerlikan sesuatuyang kongkret.
ANDA ADALAH APA YANG ANDA PERCAYAI
Selain pandangan (belief) tentang komitme, keberhasilan perubahanjuga ditadai dengan kepercayaan-kepercayaan lainyang melekat pada setiap individu. Mc Lagan (2002)membedakan antara “old belief” dengan “new belief” yang berlaku dalam manajemen perubahan. Old belief merupakan nilai atau kepercayaan yang umumnya berlaku dalam suatu komunitas yang dipercaya sebagai sebuah kebenaran sekalipun menghambat untuk memunculkan perubahan. Dan untuk mendorong timbulnya perubahan diperlukan pandangan-pandangan atau kepercayaan baru. Adalah tugas eksekutif atau pimpinan untuk mengubah “old belief “menjadi “new belief”.
Bagan Old Beliefdan New Beliefdalam Menciptakan Perubahan
Pandangan Tentang Sesuatu Hal
Old Belief
New Belief
Yang dimaksud dengan Normal
Resistensi atau keengganan untuk berubah
Kapan perubahan dimulai
Bagaimana perubahan dikelola dan bergerak
Peranan pemimpin formal
Peranan para pengikut (follower)
Stabil adalah “Formal”, perubahan adalah pengecualian
Resistensi dan emosi-emosi negatif akan menyabotase/menghalangi perubahan
Sesuai dengan rencana, atau ketika kita ditekan oleh lingkungan
Ia bergerak secara bertahap, terencana, mengikiti garis linier, dan secara rasional
Pemimpin harus mendorong perubahan dan menjadi “role model” unruk proses
Perubahan
Sekedar pelaksana dengan wewenang terbatas dan tidak berkepentingan terhadap jangka panjang
Baik stabilitas maupun perubahan adalah sama-sama normal
Resistensi adalah bel bangun pagi (a wake up call) yang mengingatkan
Perubahan telah terjadi bahkan sebelum kita kita mampu melihatnya
Ia bergerak secara siklus dan lingkaran melewati gelombang demi gelombang
Pemimpin adalah co-learners dalam proses perubahan
Pengikut memiliki wewenang dan peran yang sangat besar
Keadaan yang Normal
Pandangn lama menyatakan normal adalah stabil dan dalam keadaan stabil sesuatu dapat diramalkan dan manusia bergerak secara linear. Teknologi digital telah membuat semuanya berubah, cepat berpindah, dan menimbulakn kejutan-kejutan dimana-mana. Dan di era ini, dunia sudah tidak mengenal istilah stabilitas. Informasi bergerak bebas dan sulit dikendalikan. Yang disebut normal dalam era ini adalah bukan hanya stabil, tetapi juga suasana yang berubah, kadang ia bergerak ke atas, lalu tiba-tiba turun lagi dalam waktu yang relatif cepat.
Resistensi Terhadap Perubahan
Habit telah mengunci otak manusia. Jika sesuatu diubah tanpa sepengetahuan, maka manusia bisa mengalami suasana negatif dan emosional. Dan perasaan-perasaan tersebut dapat menghambat penerimaan bahkan dapat menyabotase perubahan. Dibutuhkan pandangan baru yang melihat resistensi sebagai sesuatu yang bebeda. Dalam pandanagn baru itu manusia bisa disadarkan dan diajak berubah sepanjang keasadaran itu datang dari dirinya.
Waktu untuk Berubah
Pandangan lama mengatakan kita harus menunggu sampai perubahan benar-benar tampak di depan mata dan harus dilakukan sesuai dengan rencana, lalu kemudian baru berubah (reactive change). Dalam pandangan baru, asumsi tersebut sudah diangaap tidak valid lagi. Perubahan telah terjadi, bahkan sebelum kita rencanakan dan kendalikan.
Gerakan Perubahan
Pada waktu lingkungan masih bersifat ramah, pemerintah begitu kuat, independen variables cenderung terkendali. Dan saat itu arah perubahan relatif dapat diduga karena bergerak secara linear. Namun dewasa ini situasi telah berubah. Pemerintah sudah tidak sekuat dulu, kekuasaan telah didesentralisasi, pengawasan dari publik begitu kuat, dan persaingan terbuka lebar. Dan independebt variable menjadi sangat luas dan bergerak liar. Maka arah perubahan tidak lagi linear melainkan sirkuler, berputar-putar berbentuk siklus.
Peranan Pimpinan Formal
Dalam lingkungan bisnisyang stabil, pemimpin formal cenderung dominan dan menentukan kemana arah organisasi. Ia menjadi “role model” yang digugu dan ditiru. Namun dalam lingkungan yang dinamis, pemimpin formal belum tentu mewakili kesempurnaan. Kompleksitas lingkungan menuntut pengetahuan yang yang sangat luas. Dan peminpin harus mampu memanfaatkan keahlian bawahan. Jadi pemimpin disini lebih berperan sebagai co-learners yang bersama-sama dengan bawahan mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan menjawab tantangan bersama-sama.
Peranan Pengikut
Dalam era pemimpin formal sebagai “role model”, para pengikut relatif tidak banyak suara dan tidak didengar. Namun dalam era pemimpin sebagai co-learners, bawahan pun menjadi co-learners yang sama-sama mengeksplorasi berbagai kesempatan. Jadi bawahan menjadi mitra dalam perubahan dan kemajuan. Dan keberhasilan akan datang jika pemimpin dan bawahan sama-sama berkomitmen.
Dengan demikian jelas bahwa cara pandang lama (old belief) dalm melihat perubahan dapatmenjadi batu sandungan dalam strategi perubahan. Oleh karena itu, sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya cara pandang yang baru diintroduksikan lebih dulu, didiskusikan, sehingga menimbulkan kesadaran baru.
TERPERANGKAP MASA LALU
Melihat berarti menyaksikan dan merasakan adanya “gap” antara apa yang telah?sedang dilakukan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Dlam kaitannya ternyata tidak semua orang yang matanya “terbuka dan melihat” mampu melihat dan berubah. Orang-orang ini terperangkap dalam pandangan masa lalu. Mengapa hal itu dapat terjadi?menurut Black and Gregersen (2002) Suatu usaha akan mati bila berada dalam bisnis yang salah dan membuat produknya dengan buruk. Contohnya adalah kalau usahawan indonesia saat ini ada yang berani masuk dalam industri pembuatan seluler bertekhnologi analog misalnya, jelas ia akan berada dalam ruang wrong business. Sebab konsumen sudah tak menghendaki telepon analog lagi dan telah beralih ke teknologi digital (GSM).
Dalam perusahaan yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik tentunya tidak terlepas dari hambatan dan pesaing muncul. Pesaing tersebut berusaha mencari celah untuk masukdan bagi mereka cara terbaik untuk masuk adalah dengan mendekonstruksi teknologi dengan cara pemasaran yang baru pula. Dengan menerapkn sistem tersebut maka secara otomatis akan mampu melahirkan wirausahawan baru dengan berbagai inovsi dn ide-ide yang baru pula. Contoh konkretnya dapat kita lihat dalam perkembangan ekspor indonesia saat ini. Teh yang dulu dijadikan sebagai barang ekspor andalan milik indonesia, sekarang nilai jualnya sangat anjlog. Hal itu terjadi karena selama ini indonesia mengandalkan pada ramuan the tradisional sedangkan saat ini banyak sekali produk-produk pengganti the seperti produk yang diproduksi di negara-negara seperti korea selatan yang mampu menciptakan ginseng dalam bentuk teh (teh ginseng). Selain itu Jepang pun sekarang ini sedang gencar-gencarnya menjelaskan betapa pentingnya teh hijaunya yang berkhasiat tinggi dan jepang pun memasarkan produk tersebut dalam bentuk kaleng dan ice cream. Yang nilai tambahnyajauh lebih tinggi dari sekedar komoditas seperti pelaku bisnis di Indonesia.
MENYAJIKAN KONTRAS
Penting sekali mengubah pandangan-pandangan eksekutif dari waktu ke waktu. Hindarkan kompleksitas dalam membandingkan. Berpikir kompleks akan menimbulkan keletihan-keletihan yang akhirnya menghalangi tindakan. Ibaratnya, Anda adalah seorang ekonom senior yang sangat dibutuhkan di negeri ini. Contohnya; dalam pemilihan presiden dihadapkan pada lima kandidat presiden, Anda akan bingung kandidat mana yang terbaik menjadi pilihan Anda, apalagi ditambah dengan adanya pasangan kandidat presidennya, mungkin Anda suka dengan Capres A tapi tidak suka dengan Wapresnya atau mungkin sebaliknya.
Untuk memudahkan tindakan maka manusia cenderung bertindak dengan hanya mengambil dua kandidat saja dan mengkontraskannya. Sebagai contoh: Pembaharuan di Universitas (kasus Beaver College) yaitu dikejutkankannya penurunan minat kuliah di universitas tersebut. Universitas ini dikenal dengan kampus perempuan dan citranya terus merosot serta dikenal sebagai kampus kampus tua yang terlalu serius.
Bagan: Kontras Kampus Lama-Kampus Modern
Beaver College
(Kampus Lama)
Kampus-Modern
Sasaran Pasar
Citra
Penyampaian
Gedung
Pengajar
Pendekatan
Suasana
Komunikasi
Jender (perempuan)
Tua, serius, berat, tidak ada kehidupan
Serius, classical
Tua, kusam, besar, ornamentalis
Otoriter, dominan, menjemukan
Local
Hanya belajar
Sekadar pengumuman, fungsional
Tidak ada preferensi jender, prinsip equality
Muda, energetic, sekolah bukan melainkan untuk mempertua diri, melainkan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dengan menyenangkan (fun, enjoyment, leisure)
Bersahabat, jemput bola, menunjukkan suasana kehidupan kampus yang menyenangkan
Dengan melihat table diatas, bisa dilihat bahwa Beaver College mulai menerapkan strategi perubahan dengan lebih berani. Yang targetnya adalah merekrut lebih banyak mahasiswa yang lebih berkualitas.
Dalam kasus yang lain juga, para eksekutifnya diajak melihat dan mengalami sendiri perubahan-perubahan itu agar mereka tidak bisa lari dari kenyataan baru, dan percaya. Teknik ini dikenal dengan istilah Inescapable Experience; di Perusahaan Samsung Electronics mengajak para karyawan senior berkunjung ke Amerika, tetapi bukan untuk liburan tetapi untuk memberikan pandangan terhadap mereka bahwa produknya selama ini yang menjadi raja di negaranya tetapi di Amerika mereka harus melihat kenyataan, kalau produknya bukanlah produk yang paling diminati oleh konsumen malah menjadi produk yang murahan, mereka yang melihat kenyataan itu tidak dapat mengelak, oleh karena itu kunjungan lapangan seperti itu tentu harus dikelola dengan baik, dipetakan, dan diagendakan secara terstruktur dan jelas. Kunjungan itu seharusnya dilakukan dengan wajar agar nantinya tidak ada fakta yang sudah dimanipulasi. Mereka juga perlu di ubah pandangan-pandangan lamanya tentang makna perubahan dan cara menyikapinya. Tanpa upaya mengubahnya maka sekalipun “melihat” manusia belum tentu percaya.
BELIEVING
Apakah dengan “melihat kontras” dan menyadari bisnis yang ditekuni telah berada dalam kuadran yang salah yang otomatis mengubah “belief” seseorang? Orang-orang yang hebat tidak akan mencoba sesuatu yang baru “smart people don’t try new tricks” ( Black & Gregersen ).
Orang-orang yang hebat dalam membuat dan memasarkan produk yang pernah mengalami kejayaan tentu tahu persis bahwa mencoba sesuatu yang baru itu penuh resiko, dan di anggap pasti banyak kesulitan, belum tentu berhasil, dan sudah ada orang lain yang lebih dulu mengeksplorasi teknologinya.
Terperangkap dalam komoditas
Kasus terperangkap dalam keberhasilan masa lalu juga dialami olehpara pengusaha berbasis agro di Indonesia. Misalnya, produsen kacang Indonesia dari waktu ke waktu hanya membuat kacang garing saja. Padahal, nilai tambahnya dapat diperbesar dengan membuat aneka produk berbasis kacang, seperti minyak goreng kacang, bahan pembuat parfum dan kosmetik, peanut butter, dan sebagainya.
Pengalaman tersebut tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan pengusaha di Indonesia, tetapi sampai hari ini tidak banyak yang melakukannya. Atau mungkin orang Indonesia sudah sangat puas dengan bisnis komoditas yang gampang dilakukan, namun gampang ditiru.
Kebanyakan orang di luar negeri menganggap pengusaha di Indonesia malas. Penjelasan kata “malas” di anggap sebagai kurang adanya belief (Black & Gregersen ).
Suatu ketika bisnis yang sudah baik akan masuk ke dalam wrong business. Supaya keluar dari perangkap ini, eksekutif harus diajak melihat kontras dan mengubah cara pandangnya ( conceiving ). Dan untuk kembali memasuki bisnis yang dibutuhkan pasar ( do the right thing )eksekutif perlu diajak percaya ( believing ).
Believing artinya bukan sekedar percaya,tapi bergerak, dan menjalankan apa yang dipercayainya. Ia mungkin akan menghadapi hambatan, dan kinerjanya pasti belum sempurna benar. Justru di sinilah diperlukan suatu rasa percaya yang kuat karena seseorang yang mencoba sesuatu yang baru canderung akan tampak kurang cerdas. Baru setelah ia melakukannya sekian lama kinerjanya akan membaik (achieving ) dan mungkin akan kembali ke kondisi pertama yaitu wrong business dan berlanjut seterusnya.